Profil Desa Merden

Ketahui informasi secara rinci Desa Merden mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Merden

Tentang Kami

Desa Merden di Banjarnegara merupakan pusat agraris dan pengembangan sumber daya manusia yang dinamis. Dikenal dengan Diklat Sepak Bola berstandar internasional, potensi pertanian salak dan alpukat, serta komitmen sebagai Desa Anti-Korupsi, Merden memaduk

  • Pusat Pendidikan Sepak Bola Internasional

    Keberadaan Diklat Sepak Bola Merden yang telah meraih berbagai prestasi di tingkat nasional dan internasional menjadi ikon utama dan keunggulan kompetitif desa.

  • Kekuatan Ekonomi Agraris dan Kreatif

    Desa ini memiliki basis ekonomi yang kuat di sektor pertanian dengan komoditas unggulan seperti salak dan alpukat, serta potensi kerajinan bambu yang dapat dikembangkan lebih lanjut.

  • Tata Kelola Pemerintahan yang Maju

    Dengan komitmen sebagai "Desa Anti-Korupsi" dan penyusunan masterplan pariwisata yang terencana, pemerintah desa menunjukkan visi pembangunan yang modern dan berkelanjutan.

Pasang Disini

Desa Merden, sebuah desa yang terletak di Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menjelma menjadi sebuah wilayah yang dinamis dengan perpaduan antara kekayaan sejarah, potensi agraris yang melimpah, serta visi pembangunan modern yang terarah. Berjarak sekitar 4 kilometer dari pusat Kecamatan Purwanegara dan kurang lebih 17 kilometer dari ibu kota Kabupaten Banjarnegara, Desa Merden menempati posisi strategis yang didukung oleh sumber daya alam dan manusia yang berkualitas. Dengan luas wilayah mencapai 818,95 hektar, desa ini menjadi salah satu wilayah paling vital di kecamatannya, menaungi ribuan jiwa yang menggantungkan hidupnya pada kesuburan tanah dan inovasi yang terus berkembang.

Secara geografis, Desa Merden merupakan daerah agraris yang subur. Wilayahnya yang luas didominasi oleh lahan pertanian, dengan perincian 205 hektar tanah sawah, 370 hektar pekarangan yang produktif dan 212 hektar tegalan. Kondisi ini menjadikan sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian utama bagi masyarakat setempat. Desa ini berada di dataran dengan ketinggian rata-rata 210 meter di atas permukaan laut, memberikan iklim yang mendukung bagi berbagai jenis komoditas pertanian.

Sejarah dan Tata Pemerintahan yang Berintegritas

Jejak sejarah Desa Merden terentang jauh hingga ke masa Kadipaten Wirasaba pada abad ke-16. Perkembangan wilayah ini tidak lepas dari tokoh-tokoh lokal yang meletakkan dasar-dasar sosial dan budaya. Seiring berjalannya waktu, kepemimpinan di Desa Merden silih berganti dan hingga saat ini, desa ini telah dipimpin oleh delapan kepala desa. Pemerintahan saat ini, di bawah kepemimpinan Kepala Desa Sadar yang menjabat sejak Januari 2020, menunjukkan komitmen kuat terhadap tata kelola pemerintahan yang bersih dan transparan.

Komitmen ini diwujudkan melalui partisipasi aktif Desa Merden dalam program "Desa Anti-Korupsi" yang diinisiasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Langkah ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah upaya untuk menanamkan budaya integritas di kalangan aparatur desa dan masyarakat luas. "Kami ingin mengajarkan kepada perangkat desa dan masyarakat untuk tidak memiliki sifat korupsi. Ini adalah fondasi utama untuk pembangunan yang berkelanjutan dan menyejahterakan," ujar salah satu perwakilan pemerintah desa. Visi ini didukung oleh struktur kelembagaan yang solid, mencakup Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Lembaga Perencana Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (LP3M) yang berfungsi aktif dalam merumuskan dan mengawasi jalannya pembangunan.

Secara administratif, Desa Merden terdiri dari 5 dusun, 8 Rukun Warga (RW), dan 54 Rukun Tetangga (RT). Struktur ini memastikan pelayanan publik dan koordinasi pembangunan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Geografi dan Demografi: Landasan Pembangunan

Desa Merden memiliki letak geografis yang jelas dan terdefinisi. Di sebelah utara, desa ini berbatasan langsung dengan Desa Danaraja. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Karanganyar dan Desa Mertasari. Di sisi selatan, wilayahnya bersinggungan dengan Desa Kalitengah dan Desa Jalatunda, sementara di sebelah barat berbatasan dengan Desa Somawangi dan Desa Kebakalan.

Berdasarkan data kependudukan per Desember 2019, jumlah penduduk Desa Merden mencapai 11.343 jiwa, terdiri dari 5.761 laki-laki dan 5.582 perempuan, yang tergabung dalam 3.551 Kepala Keluarga (KK). Dengan luas wilayah 818,95 hektar atau 8,19 km², kepadatan penduduk Desa Merden diperkirakan mencapai 1.385 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi untuk ukuran desa, menandakan sebuah komunitas yang padat dan dinamis. Walaupun data terbaru secara spesifik untuk desa belum dirilis, data Kecamatan Purwanegara pada tahun 2023 yang mencatat 87.293 jiwa memberikan gambaran bahwa populasi di wilayah ini terus bertumbuh.

Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan potensi sumber daya manusia yang cukup baik. Sebanyak 40% penduduknya telah menamatkan pendidikan hingga tingkat SLTP, 15% hingga SLTA, dan 1% telah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Ini menjadi modal sosial yang penting bagi desa untuk menyerap inovasi dan teknologi dalam berbagai sektor pembangunan.

Potensi Ekonomi: Dari Agraris hingga Kreatif

Perekonomian Desa Merden berdenyut kencang berkat keragaman potensi yang dimiliki. Sektor pertanian tetap menjadi primadona dengan komoditas unggulan seperti padi, salak, dan alpukat. Kesuburan tanah yang ditopang oleh sistem irigasi yang memadai memungkinkan para petani untuk memanen hasil bumi dengan kualitas yang bersaing. Belakangan, pengembangan budidaya alpukat menjadi salah satu fokus utama melalui program yang diinisiasi oleh Kelompok Tani Sentra Hijau. Pada tahun 2022, kelompok ini menanam ribuan bibit alpukat dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan petani secara signifikan dan menjadikan Merden sebagai salah satu sentra alpukat di Banjarnegara.

Di luar pertanian tanaman pangan, Desa Merden juga memiliki potensi di bidang kerajinan kreatif, khususnya anyaman bambu. Di Dusun Rawawungu, kerajinan ini bahkan menjadi sumber mata pencaharian pokok bagi sebagian warga. Produk-produk seperti keranjang, perabotan rumah tangga, dan hiasan dari bambu memiliki nilai jual yang potensial, meskipun masih menghadapi tantangan dalam hal pemasaran dan branding. Banyak produk dari Merden yang justru lebih dikenal sebagai produk dari daerah lain karena keterbatasan akses pasar.

Inovasi di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga mulai menggeliat. Salah satu contohnya ialah inisiatif pemanfaatan kulit tahu untuk diolah menjadi keripik. Inisiatif yang didorong oleh kalangan mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini menunjukkan adanya peluang untuk mengembangkan produk olahan yang inovatif dengan memaksimalkan bahan baku lokal yang melimpah.

Diklat Merden: Kawah Candradimuka Pesepakbola Internasional

Salah satu potensi terbesar dan menjadi ikon kebanggaan Desa Merden adalah keberadaan Diklat Sepak Bola Merden. Jauh dari citra desa agraris pada umumnya, Merden menjadi rumah bagi salah satu akademi sepak bola terbaik dan terbesar di Indonesia. Didirikan dengan konsep semi-pondok pesantren, diklat ini tidak hanya fokus pada pembinaan atlet sepak bola berprestasi, tetapi juga pada pendidikan formal dan pembinaan karakter melalui program Tahfidz dan Tahsin Al-Qur`an.

Prestasi Diklat Merden telah menggema hingga ke kancah internasional. Tim-tim dari diklat ini secara rutin menjuarai berbagai turnamen bergengsi di tingkat nasional maupun di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Keberhasilan ini menempatkan nama Desa Merden di peta sepak bola dunia. Bahkan, diklat ini tengah membangun sebuah lapangan sepak bola berstandar FIFA untuk menunjang program pelatihannya yang semakin profesional.

Kehadiran Diklat Merden memberikan dampak ekonomi dan sosial yang signifikan bagi desa. Ratusan siswa dari berbagai daerah di Indonesia yang menimba ilmu di sini turut menggerakkan roda perekonomian lokal, mulai dari penyediaan akomodasi, katering, hingga jasa transportasi. Lebih dari itu, diklat ini telah menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi generasi muda Desa Merden untuk berprestasi di bidang olahraga.

Visi Pariwisata dan Pembangunan Berkelanjutan

Pemerintah Desa Merden tidak berhenti berinovasi. Menyadari potensi alam dan keunikan yang dimilikinya, pemerintah desa kini tengah menyusun Rencana Induk (Masterplan) Kawasan Wisata Merden. Bekerja sama dengan lembaga konsultan profesional, penyusunan masterplan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata desa secara terstruktur dan berkelanjutan. Beberapa potensi yang dilirik antara lain wisata alam, wisata edukasi pertanian, dan wisata olahraga yang terintegrasi dengan keberadaan Diklat Merden.

Pengembangan pariwisata ini diharapkan dapat membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan pada akhirnya meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes). Pembangunan infrastruktur pendukung seperti akses jalan yang memadai, area parkir, fasilitas umum, dan pusat kuliner menjadi salah satu fokus utama dalam masterplan tersebut. Dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta, Desa Merden berpeluang besar untuk menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Banjarnegara.

Sebagai penutup, Desa Merden merupakan contoh nyata sebuah desa yang mampu bertransformasi. Dengan memadukan kekuatan tradisi agraris, inovasi di bidang ekonomi kreatif, pembangunan sumber daya manusia kelas dunia melalui olahraga, serta tata kelola pemerintahan yang berintegritas, Desa Merden tidak hanya menjadi penopang bagi Kabupaten Banjarnegara, tetapi juga siap untuk bersaing dan dikenal di panggung yang lebih luas.